BICARA daging sapi potong, masyarakat Indonesia kerap
memanfaatkannya dalam menu yang butuh pengolahan lama. Sebabnya bisa
jadi lantaran daging sapi potong di Indonesia berasal dari sapi berusia
tua.
Sapi tua cenderung menghasilkan daging yang keras. Lantaran
ini, kebanyakan masyarakat mengolah daging dalam menu rendang, di mana
daging harus melewati proses perebusan yang lama supaya empuk.
Memang,
sapi-sapi yang diternak di Indonesia biasanya dipotong pada usia 8
tahun, berbeda dengan sapi ternak dari luar negeri yang pada usia 2-3
tahun sapi sudah dipotong untuk kemudian dikonsumsi. Sementara itu,
masyarakat luar negeri lebih suka mengonsumsi daging sapi muda lantaran
diolah secara medium, bahkan rare.
"Keras karena sapi
sudah tua, yang dipelihara untuk bekerja. Orang Indonesia tidak terbiasa
makan steak, rendang saja harus dimasak tiga jam supaya empuk," kata
Haniwar Syarif, Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Pengolahan Daging
Indonesia, kepada okezone saat ditemui di Grand Wijaya
Center, Jalan Wijaya 2 Blok F no.83 B, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,
belum lama ini.
Padahal menurutnya, bila sapi di Indonesia
diperlakukan dengan benar, maka kualitas dagingnya tidak akan kalah
dengan daging impor. “Kalau dipotong dalam usia yang wajar, lalu
ditangani dengan benar, maka daging akan enak (tidak keras-red) saat
dikonsumsi. Di Indonesia sendiri tidak ada perlakuan yang dibuat sebagai
standar," tegasnya.
Karena tidak ada standar perlakukan ternak,
kualitas sapi di Indonesia dikatakannya masih jauh di bawah kualitas
ternak negara-negara lain. Hasilnya, berat sapi di Indonesia lebih
kecil, yang biasanya hanya seberat 300 kilogram, ketimbang sapi luar
negeri yang bisa mencapai 700 kilogram.
“Lalu, sapi luar negeri
kalau dikasih makan, bisa naik 1,5 kilogram sementara sapi kita hanya
0,5 gram. Kemudian, misalnya, sapi Australia 70 persen daging, sapi kita
hanya 30 persen daging dan itu yang dimaksud jelek," tutupnya.
Sabtu, 23 Juni 2012
Bangsa Yang Kaya Dengan Genetis Bibit Sapi Unggul
Target utama Peternak
sapi potong adalah mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dari kegiatan
peternakan yang dilakukannya. Keuntungan ini bisa didapatkan dari kenaikan
berat Sapi potong serta kualitas daging yang
dihasilkan.
Pada dasarnya semua
bangsa dan tipe sapi dapat digemukkan. Akan tetapi,
untuk mendapatkan hasil yang maksimal sebaiknya peternak sudah dapat
memperhitungkan hasil yang diperoleh (penjualan hasil
ternak) dengan biaya yang dikeluarkan (pembelian bibit
sapi, pakan, biaya operasional).
Secara
umum, bibit sapi yang menguntungkan memang bibit sapi yang tingkat
pertumbuhannya cepat, dagingnya baik dan berkualitas
tinggi. Untuk mendapatkannya bukanlah hal yang mudah,
peternak wajib memiliki pengetahuan, pengalaman
dan kecakapan. Salah satu kriteria dalam pemilihan
bibit sapi yang unggul adalah Bangsa dan sifat genetis sapi.
Setiap bangsa sapi memiliki sifat
genetis yang berbeda-beda, baik mengenai dagingnya , ataupun kemampuan
beradaptasi dengan lingkungan seperti penyesuaian iklim dan penyesuaian
pakan.
Menurut teori, sapi-sapi yang unggul sebagai sapi pedaging
adalah jenis : Hereford, Aberdeen angus, beefmaster,charolais, dsb, yang
biasanya harus di-impor dari luar negeri. Sapi-sapi jenis ini dapat
menghasilkan prosentase karkas lebih dari 60%. Sedangkan jenis lokal
seperti sapi bali, madura,ongole, prosentase karkas selalu lebih rendah
dari jenis-jenis sapi diatas.
Akan
tetapi, pada prakteknya sapi-sapi jenis unggul ini tidak popular di
kalangan peternak tradisional di Indonesia. Beternak sapi-sapi impor
seringkali tidak dapat memenuhi target yang diharapkan. Pendapat ini
memang ada benarnya, tetapi penyebab utamanya terkadang bukan karena
bibit yang jelek, melainkan ketidaksesuaian iklim dimana sapi–sapi itu
diternakkan, teknik pemeliharaan serta kualitas pakan yang rendah.
Perbedaan iklim antara daerah asal dengan
lingkungan yang baru membuat sapi-sapi impor harus berjuang extra keras
untuk beradaptasi yang akhirnya stress dan mempengaruhi pertumbuhan
beratnya. Belum lagi masalah ketidaktahuan peternak tentang perbedaan
perlakuan antara sapi impor dengan sapi lokal. Demikian juga dengan
pakan yang diberikan, kualitasnya berbeda dengan pakan sehari-hari
dikonsumsi sapi-sapi impor ini. Pada akhirnya, peternak tidak akan dapat
menghasilkan keuntungan bahkan bisa merugi.
Jerami Padi Yang Berbobot untuk Fermentasi Sebagai Pakan Ternak Sapi Lemosin
Pakan yang baik untuk sapi adalah yang dapat memenuhi
kebutuhan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Protein
berfungsi untuk mengganti sel-sel yang telah rusak, membentuk sel-sel
tubuh baru dan sumber energi. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber
energi dan pembentukan lemak tubuh. Lemak berfungsi untuk pembawa
vitamin A,D,E,K dan juga sebagai sumber energi. Pada sapi yang digemukkan secara setengah intensif ( kereman ) dan full
intensif ( dry lot fattening ) lapisan lemak dapat menyelimuti serabut
otot sehingga tekstur daging otot menjadi lembut ( kualitas terbaik
).Mineral diperlukan untuk pembentukan jaringan tulang dan urat serta
mempermudah proses pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan.. Vitamin
berfungsi untuk mempertahankan kekuatan tubuh dan kondisi kesehatan.
Dalam hal
ketersediaan pakan di pedesaan, jerami adalah sumber pakan yang paling
banyak di jumpai, sehingga fokus kita adalah pada jerami tersebut. Akan
tetapi jerami adalah sumber pakan yang berkualitas rendah, ini dapat
dilihat kandungan yang terdapat didalamnya yaitu protein 4,5 – 5,5 % –
lemak 1,4 – 1,7% – serat kasar 31,5 – 46,5 % – Daya cerna 30 % (
seandainya makan 10 kg jerami maka yang diserap hanya 3 kg lainnya
menjadi kotoran ), bandingkan dengan rumput gajah dimana protein 8,4
–11,4 % – lemak 1,7 – 1,9 % – serat kasar 29,5 – 33 % – daya cerna 52 %,
dari perbandingan tersebut terlihat bahwa jerami terlalu kasar dan
sangat sulit dicerna disamping kandungan protein dan lemak yang sedikit.
Untuk meningkatkan mutu dari jerami maka diperlukan perlakuan khusus,
berikut beberapa cara untuk meningkatkan mutu jerami :
1.
Jerami padi dicampur dengan urea + starbio Jerami yang akan dicampur harus ditimbang
terlebih dulu.Jerami bisa dalam keadaan kering ataupun basah ( segar ).
Untuk jerami kering, urea yang digunakan harus dilarutkan kedalam air
terlebih dulu, setiap 100 kg jerami kering dibutuhkan 100 liter air
sebagai pelarut urea.Sedang untuk jerami segar, urea tak perlu
dilarutkan kedalam air.Bila jerami segar yang dipilih maka setiap 100 kg
jerami di butuhkan 10 kg urea + 10 kg starbio untuk ditaburkan
diatasnya( dengan kata lain 1 kg jerami dengan 1 ons urea + 1 ons
starbio ).Cara mencampurnya yaitu jerami di buat berlapis-lapis, setiap
lapisan tebalnya 10 cm, setelah lapisan pertama ditebarkan lalu di
tumpuki lapisan kedua begitu seterusnya, kemudian tutup tumpukan
tersebut dengan plastik agar terjadi fermentasi, hindarkan dari terik
sinar matahari dan hujan. Tunggu 21 hari untuk diberikan hewan ternak.
Pencampuran ini dimaksudkan untuk menghancurkan ikatan silika dan lignin
pada selulosa jerami, sehingga mudah dicerna dan kaya akan nitrogen,
tingkat daya cerna jerami dapat meningkat dari 30 % menjadi 52 %.
2.
Jerami Padi kering dengan tetes. Jerami padi olahan
ini dibuat dengan cara difermentasikan selama 24 jam, yaitu jerami
dipotong-potong, kemudian dicampur air dan tetes dengan perbandingan 2 :
1. Untuk setiap 10 kg jerami kering dibutuhkan tetes 1,5 kg dan air 3
kg ( 3 liter ), ditambah super phospat 25 gram ( 1 sendok makan
) dan amonium sulfat 25 gram juga, tunggu 24 jam baru
diberikan pada sapi.
3.
Jerami padi kering dengan larutan NaOH
Olahan jerami padi kering
dilakukan dengan cara jerami dicuci dengan NaOH. Jerami padi sebanyak 1
kg disiram secara merata dengan larutan NaOH 30 gram + air 1 liter,
kemudian selelah disiram tunggu minimal 6 jam agar silika hancur.
Menurut Ditjen peternakan bahwa seekor sapi bisa diberikan jerami olahan
ini sebanyak 5 kg + hijauan segar 5 kg + 5 gr mineral campuran yang
bisa dibeli di toko dan garam dapur dua sendok makan.
Setelah mengetahui tata cara peningkatan mutu jerami yang
membuat kita tidak perlu mengarit kesana kemari , sekarang kita membahas
pakan tambahan yang berfungsi sebagai pemercepat pertambahan bobot
sapi. Pakan tambahan ini adalah syarat mutlak dalam penggemukan sapi
secara intensif. Berikut beberapa sumber pakan tambahan yang dapat di
jumpai di kebanyakan daerah, serta kandungan yang terdapat di dalamnya.
Tabel 1
Nama Pakan
|
Protein %
( dalam 100 kg )
|
Lemak %
( dalam 100 kg )
|
TDN *
( dalam 100 kg )
|
Bahan Kering
|
Dedak Halus
|
14 %
|
3,32 %
|
87,6 %
|
86 %
|
Dedak kasar
|
9,9 %
|
2,10 %
|
56,3 %
|
84 %
|
Tepung Jagung
|
9,38 %
|
5,6 %
|
81,84 %
|
84,98 %
|
Gamblong
|
2,83 %
|
0,676 %
|
77,25 %
|
35 %
|
Ampas tahu
|
25,4 %
|
5,4 %
|
76,6 %
|
10,8 %
|
Kacang Kedele
|
48 %
|
3, 65 %
|
84,3%
|
87 %
|
Tepung Ikan
|
54,3 %
|
2,86 %
|
68,8 %
|
89 %
|
* TDN
singkatan dari Total Digestible Nutrient, adalah jumlah persentase
zat-zat makanan yang dapat dicerna.Perhitungannya berdasarkan
penjumlahan persentase dapat dicerna dari protein, serat kasar, BETN ( bahan ekstrak tiada nitrogen ), serta ekstrak eter
dengan konstanta 2,5.
Untuk lebih lengkapnya lihat
Lampiran – Halaman paling belakang
Perlu di ketahui bahwa sapi mempunyai kemampuan
mengkonsumsi pakan berdasarkan bobot, semakin berat bobot maka semakin
banyak kemampuan makannya, berikut perkiraan kemampuan sapi dalam
mengkonsumsi pakan :
Tabel 2
Bobot
( kg )
|
Kemampuan
Mengonsumsi Pakan
( % dari
bobot badan )
|
100 –
150
|
3,5
|
150 –
200
|
4
|
200 –
250
|
3,5
|
250 –
300
|
3
|
300 –
350
|
2,8
|
350 –
400
|
2,6
|
400 –
450
|
2,4
|
450 –
500
|
2
|
Perkiraan
diatas berdasarkan pakan dengan kandungan kering. Contoh perhitungan
bila kita mempunyai sapi bakalan yang siap digemukkan berbobot 400 kg
maka konsumsi bahan keringnya adalah 400 x 2,4 % = 9,6 kg, dari
kebutuhan ini kita bagi menjadi dua bagian yaitu 40 %
pakan tambahan dan 60 % jerami atau rumput gajah,
perbandingan ini sangat pas untuk penggemukan secara intensif. Jadi
untuk jerami di butuhkan 60 % x 9,6 = 5, 76 kg sisanya yaitu 3,84 kg
berupa pakan tambahan seperti dedak, tepung jagung, gamblong atau yang
lain tergantung yang mana yang mudah didapatkan didaerah masing-masing.
Berikut 2 jenis makanan pokok ( makanan kasar ) yang merupakan sumber
serat kasar bagi sapi yang umumnya di jumpai di daerah.
Tabel
3
Nama Pakan
|
Protein
|
Lemak
|
TDN
|
Bahan Kering
|
Jerami
|
4,5 %
|
1,4 %
|
30 %
|
86 %
|
Rumput Gajah
|
8,7 %
|
2,01 %
|
49,2 %
|
23,8 %
|
Jadi sekarang bisa kita hitung angka riil yang
dibutuhkah sapi yang berbobot 400 kg tersebut di atas. Sudah didapat
dari perhitungan bahwa jerami kering yang dibutuhkan adalah 5,76 kg
berarti kalo kita mengambil jerami pada umumnya dengan bahan kering 86 %
perhitungannya riil sebagai berikut :
5,76 kg x 100 / 86 = 6,7 kg dan
bila pakan tambahan yang di berikan hanya dedak kasar maka didapat 3,84 x
100 / 84 = 4, 57 kg. Jadi jelas sekarang untuk sapi bobot
400 kg di butuhkan jerami sawah atau hasil olahan seberat 6,7 kg
timbangan dan dedak 4,6 kg timbangan ( pembulatan ).
Penyusunan Pakan
Tambahan Yang Lengkap
Pakan tambahan seyogyanya tidak dedak saja, melainkan
kombinasi dari berbagai jenis, untuk itu sebelumnya kita ketahui
terlebih dulu kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk
penggemukan.Berikut tabel kebutuhan nutrisi sapi jantan dalam berbagai
kelompok umur :
Tabel 4
Berat
sapi
( KG )
|
%
SERAT KASAR
|
%
PROTEIN
|
% TDN
|
200
|
15
|
13
|
86
|
250
|
20
|
11,4
|
80
|
300
|
23
|
10,4
|
80
|
350
|
25
|
10
|
80
|
400
|
25
|
9,5
|
77
|
450
|
35
|
9
|
75
|
600
|
28
|
8
|
70
|
800
|
20
|
7
|
60
|
*
berdasarkan
berat kering.
Sekarang
kita coba menyusun ransum makanan sapi dengan maksimal pertambahan
berat badan yaitu 1 kg keatas berdasarkan tabel 1 – 4. Kita susun ransum
sapi dengan bobot 400 kg. Telah disinggung pada halaman sebelumnya
bahwa untuk penggemukan secara intensif komposisi hijauan (
makanan kasar / serat kasar ) dengan konsentrat sebagai pakan tambahan
dengan perbandingan 60 % : 40 %. Sedang sumber makanan yang tersedia adalah sebagai berikut :
-
Jerami (sebagai
pengganti hijauan sumber serat kasar krn mudah didapat dan murah)
-
dedak
halus
-
dedak kasar
pakan tambahan
. - gamblong / ampas
ketela
- tepung jagung
Sapi dengan berat 400 kg membutuhkan makanan
dalam berat kering sebesar 400 kg x 2,6 % (tabel 2) = 10,4
kg
Sekarang kita tentukan dulu serat kasar yang di
butuhkan yaitu bersumber dari jerami. Karena kita sudah tentukan
perbandingan 60 % untuk sumber serat kasar, maka jerami dengan kadar
kering 86 % ( tabel 3 ) diperoleh :
( 10,4 kg x 60 % ) : 86 % =
7,26 kg sedangkan sisanya untuk pakan tambahan 10,4 – 7,26 =
3,14 kg
Untuk menyusun pakan tambahan ini diperlukan
prioritas pencapaian target protein saja, sedang TDN hanya sebagai
perbandingan. Karena penyusunan pakan tambahan yang terdiri dari 4
komponen atau bahan begitu sulit maka kita minta bantuan program untuk
melakukan perhitungan, program yang sederhana kita buat memakai
microsoft excel, kami sebut dengan Ransum
( klik saja ), sehingga didapatkan masing-masing komponen dengan
memperhatikan bahan kering seperti tabel 1 didapat angka riil sbb :
Dedak halus : 1,5 kg x 100 /86
= 1,16 kg
Dedak kasar : 0,3 kg x 100/84
= 0,78 kg
Gamblong :
0,75 kg x 100/35 = 2,14 kg
Tep. Jagung : 0,6
kg x 100/84,98 = 0,7 kg
Sekarang Anda sudah mampu menyusun ransum
dengan tepat-akurat, selanjutnya perlu mengetahui juga bahan-bahan
tambahan yang mampu mempercepat pertumbuhan badan hewan ternak yang
banyak dijual di pasaran. Kelebihan bahan-bahan tersebut adalah mampu
mengefisienkan penyerapan makanan oleh ternak sehingga dapat mengurangi
kebutuhan makanan yang telah kita hitung berdasar perhitungan teori,
namun mampu menambah berat badan harian secara maksimal. Berikut bahan-bahan tersebut :
1. Bossdext
Merupakan suplemen ekstra
berbentuk cair, formula ini terdiri dari enzim ekstrak tumbuhan pilihan
dan bahan lain yang bermanfaat untuk meningkatkan proses pencernaan
sapi, serta mengoptimalkan penyerapan dan efisiensi penggunaan
pakan.Enzim yang terdapat dalam Bossdext ( boss = sapi,dext = air )
terdiri dari single cell protein bactery dan pemberiannya melalui oral
dengan dicampur dan difermentasi lebih dulu dengan pakan tambahan sapi (
comboran ). Formula bossdext mengandung 32 enzim
, 27 % substrat ( bionutrisi M.O ), 8 % chellate, 7 % garam elektrolit,
8 % vitamin, 7% ekstrak tambahan dan 11 % pelarut. Enzim adalah molekul
protein yang berfungsi sebagai katalisator dalam reaksi biokimia yang
diselenggarakan lewat aktivitas jasad renik. Sebagai katalisator, enzim
dalam bossdext memungkinkan reaksi penguraian serat kasar di dalam rumen
berlangsung lebih cepat.Selain itu, enzim ini juga mendukung aktivitas
kerja mikroba rumen. Sedangkan chellate,vitamin dan garam elektrolit
akan menjaga keseimbangan dalam proses metabolisme. Menurut penemunya
yaitu HM Setio Hadi, penggemukan sapi dengan penggunaan Bossdext dapat
meningkatkan bobot sapi 1,5 – 3,0 kg / hr bahkan ada yang mampu mencapai
4 kg /hr, asal bakalan sapi mempunyai genetik baik. Bagaimana cara
membuat Bossdext perlu diketahui pula oleh kita, berikut caranya :
Bossdext yang diambil dari kemasan / botol
tidak dapat diberikan langsung kepada sapi, melainkan harus dikultur
terlebih dulu dengan melarutkannya kedalam air bersih, bebas kaporit dan
antiseptik dan ber pH antara 6,8 – 7,2. Sumber yang terbaik adalah air
tanah. Wadah untuk mengultur berupa bejana dari plastik atau tanah liat.
Selama dalam proses pengulturan ini dilakukan pemberian aerasi secara
terus menerus dengan aerator. Proses pembuatan kultur di lakukan
ditempat teduh / tidak terkena sinar matahari secara langsung. Wadah
tempat kultur dari plastik PVC dan tidak berwarna hitam karena
akan menghambat masuknya sinar tidak langsung matahari yang membantu
kerja bakteri pengurai. Berikut pembuatan
kultur Bossdext :
1.
Sediakan 3 ember
plastik PVC bersih yang tidak berwarna hitam untuk seekor sapi.
2.
Isi ember pertama
dengan 5 liter air
3.
Kocok isi botol
bossdext, lalu ambil 30 mL ( dua tutup botol ) cairan bossdext dan
masukkan cairan tersebut kedalam ember pertama yang telah terisi 5 liter
air.
4.
Beri aerasi
selama 3 hari terus menerus dengan menggunakan aerator seperti di
akuarium air hias yang banyak dijual di toko-toko ikan hias.Pemberian
aerator ini akan menjamin keberhasilan pertumbuhan kultur yang aerob.
5.
Pada hari
berikutnya yaitu hari ke –2 lakukan hal yang sama seperti langkah nomor 2
hingga nomor 4 pada ember ke –2.
6.
Pada hari berikutnya
yaitu hari ke – 3 lakukan hal yang sama seperti langkah nomor 2 hingga 4
pada ember ke 3.
7.
Pada hari ke-4
larutan kultur Bossdext pada ember pertama sudah dapat diberikan pada
sapi. Untuk menguji keberhasilan proses pembuatan kultur ini bisa
dilakukan dengan meraba dinding ember sebelah dalam yaitu terasa licin
dan terdapat larutan menjendal yang berwarna bening ini berarti
pembuatan kultur Bossdext telah berhasil.
8.
Cuci bersih ember
pertama yang telah usai dipakai lalu buat larutan kultur baru untuk tiga
hari mendatang. Stu ember kultur bossdext
untuk satu ekor sapi.
Kegagalan pembuatan kultur bisa disebabkan
oleh beberapa hal yaitu standar baku air tidak memadai, ember tidak
terbuat dari bahan PVC misal seng, belanga, ban bekas dan berwarna
hitam, dosis dan prosedur salah, ruang pembuatan terlalu gelap atau
terkena sinar matahari secara langsung, ember tertutup rapat, gelembung
aerasi terlalu besar, ember terkontaminasi zat kimia misal sabun,
deterjen, antiseptik. Sekarang kita membahas cara
pemberian comboran dengan Bossdext sebagai campurannya, sebagai berikut
:
1.
Siapkan pakan
tambahan yang telah kita bahas sebelumnya, yaitu bisa dedak saja atau
kombinasi dari berbagai bahan sesuai perhitungan yang telah kita
tentukan pada bagian terdahulu, sesuai dengan bobot sapi pada tabel no.2
2.
Ambil separuh
dari larutan kultur bossdext dan tambahkan separuh pakan tambahan untuk
porsi sehari, jika pada perhitungan kita diatas menghasilkan angka 3,14
kg maka ambil 1,57 kg untuk dicampurkan dengan separuh kultur bossdext,
bisa ditambahkan garam dapur tanpa yodium secukupnya.
3.
Aduk rata
campuran tersebut dan bila kurang encer bisa ditambah air.
4.
Biarkan campuran
ini 1 jam agar terjadi fermentasi
5.
Sisa kultur dan
pakan tambahan diperlakukan sama untuk porsi sore hari
6.
Setelah comboran
habis dimakan oleh sapi,beri minum sepuasnya.
7.
Beri sapi pakan
jerami kering setelah 1- 2 jam pemberian combor, yaitu saat sapi mulai
mengeluarkan air liur.
8.
lakukan pemberian
pakan dengan teratur setiap hari.
Demikian tata cara pembuatan kultur dan
perlakuan bossdext dengan comboran.
2. Starbio
Sama halnya dengan bossdext, starbio adalah feed suplemen yang
berfungsi membantu meningkatkan daya cerna pakan dalam lambung ternak.
Starbio ini terdiri dari koloni mikrobe 9 ( bakteri fakultatif
) yang berasal dari lambung ternak ruminansia dan dikemas dalam
campuran tanah dan akar rumput serta daun-daun yang telah membusuk.
Mikroba yang terdapat didalamnya adalah mikroba lignolitik,
selulitik,proteolitik, dan fiksasi nitrogen non simbiotik. Starbio
dipasarkan berupa serbuk berwarna coklat. Bagaimana cara perlakuan
starbio terhadap makanan sapi bisa di baca pada bab awal. Dengan teknologi ini pertambahan berat sapi bisa 1,2 kg /
hari.
3. Bioplus
Zat ini
berupa serbuk yang didalamnya terdiri dari bakteri menguntungkan
seperti Lactobacillus, Streptomyces sp dan cendawan fermentor lain.
Bioplus dikembangkan dari limbah rumah pemotongan hewan . Isi rumen sapi
yang ditampung di tempat pemotongan diseleksi dan dipelihara (
fermentasi ) dengan diberi pakan jerami. Semakin bagus pertumbuhan
koloni mikrobe tersebut maka semakin bagus pengaruhnya untuk pemcernaan
sapi.Mikrobe yang mempunyai kemampuan tinggi mengurai pakan berserat
adalah bakteri selulitik dan protozoa selulitik. Protozoa yang
berkembangbiak dalam rumen merupakan sumber protein hewani bagi sapi. Pemberiannya dicampurkan dengan pakan tambahan ( comboran
). Dimana 1 kg bioplus dapat dicampur dengan 400 kg comboran kering,
dengan kata lain 2,5 kg comboran kering bioplusnya 10 g. Bioplus ini
mampu meningkatkan berat harian sapi sebesar 0,68 kg.
Jerami Padi Fermentasi Sebagai Pakan Ternak Sapi
Usaha sapi potong yang diperuntukkan untuk menghasilkan daging
berkualitas baik, pada umunya dihadapkan pada masalah ketersediaan
pakan baik berupa hijauan maupun konsentrat. Produksi hijauan pakan
menjadi lebih terbatas karena pertambahan penduduk yang membutuhkan
lahan untuk pemukiman, perluasan lahan untuk produksi pangan dan
pembangunan subsektor lainnya. Oleh sebab itu penyediaan pakan
memerlukan pengolahan limbah pertanian yang relatif sederhana untuk
mendukung ketersediaan pakan sepanjang tahun.
Jerami padi merupakan limbah pertanian yang tersedia dalam jumlah cukup
banyak dibanding dengan limbah pertanian lainnya, serta mudah diperoleh
untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan sebagian menjadi kompos.
Ternak sapi yang menkonsumsi jerami padi menghasilkan kotoran (pupuk
kandang), yang nantinya apabila dikelola secara baik, akan menjadi pupuk
organik dan akan bermanfaat optimal bagi tanaman. Jerami padi dapat
digunakan untuk pakan sapi potong dewasa sebanyak 2-3 ekor sepanjang
tahun. Sehingga pada lokasi yang mampu panen 2 kali setahun akan
tersedia pakan berserat untuk 4 – 6 ekor sapi.
Hambatan pemanfaatan jerami padi secara luas sebagai sumber pakan
ternak adalah rendahnya nilai nutrisi bila dibandingkan dengan hijauan
pakan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dapat diperbaiki dengan
teknologi untuk meningkatkan nilai gizi jerami padi
Cara yang relatif murah, praktis dan hasilnya sangat disukai ternak
sapi adalah melalui proses fermentasi dengan menambahkan bahan
mengandung mikroba proteolitik, lignolitik, selulitik, lipolitik dan
bersifat fiksasi nitrogen non simbiotik (starbio, starbioplus, probion).
Hal ini akan meningkatkan motivasi untuk meningkatkan ternak sapi yang
dipelihara.
Proses Pembuatan Jerami Padi Fermentasi
Pembuatan jerami padi fermentasi dengan sistem terbuka. Proses
fermentasi terbuka dilakukan pada tempat terlindung dari hujan dan sinar
matahari langsung. Bahan-bahan yang digunakan untuk menghasilkan 1 ton
jerami fermentasi adalah : 1 ton jerami padi segar, Probion (probiotik)
2,5 kg, Urea 2,5 kg, dan air secukupnya.
Cara Pembuatan :
Proses pembuatan dibagi dua tahap, yaitu tahap fermentatif dan
pengeringan serta penyimpanan. Pada tahap pertama, jerami padi yang baru
dipanen dari swah dikumpulkan pada tempat yang telah disediakan, dan
diharapkan masih mempunyai kandungan air 60%. Jerami padi segar yang
akan dibuat menjadi jerami padi fermentasi ditimbun dengan ketebalan
kurang lebih 20 cm kemudian ditaburi dengan Probion dan urea. Tumpukan
jerami tersebut dapat dilakukan hingga ketinggian sekitar 3 meter.
Setelah pencampuran dilakukan secara merata, kemudian didiamkan selama
21 hari agar proses fermentatif dapat berlangsung dengan baik. Tahap
kedua adalah proses pengeringan dan penyimpanan jerami padi fermentasi.
Pengeringan dilakukan dibawah sinar matahari dan dianginkan sehingga
cukup kering sebelum disimpan pada tempat yang terlindung. Setelah
proses pengeringan ini, maka jerami padi fermentasi dapat diberikan pada
ternak sebagai pakan pengganti rumput segar.
Pedagang Sapi Lemosin Pasar Tradisional Yang Maju
Baik toko-toko rabat atao bisnis eceran-retail (toko-toko rabat on-line)
bahkan pedagnag sapi pun (polangan) sekarang ini banyak yg menggunakan e-dagang karena lebih tahu proses jual beli sapi antar pulao dengan menggunakan blogspot sehingga jenis atau bentuk sapi yang dipasarkan sudah siap jual dan dikirim walao lewat dunia maya. Tetapi akan lebih berdagang secara jujur ketimbang berdagang lewat komunikasi telephon.
Di Indonesiaprogram E-dagang atau e-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologibasisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini.
Tetapi di Indonesia sistem e-dagang masih kurang populer dikarenakan penggunaan media internet masih belum menyebar di kepulau Indonesia atau di daerah terpencil dalam arti Infra-struktur telelekomunikasi yang tidak merata, serta daya beli dan pengetahuan masyarakat yang sangat minim .
1. Conto Situs web-blog lokal model bosnis.
www.awfamily12@gmail.com
Tanggapan pencermatan aspek design blog ;
Sangan apik dan rapi sekali mengenai gambar penawaran, aspek warna yang natural sesuai bentuk perdagangan sapi/atao kambing dipasar hewan, gambarhidup yang sajikan diblogspot, dan sangan simple cara berdagang dengan menggunakan aspek iniEservice :
Konsep layanan ini berkembang dengan cepat sesuai waktu,
E banking :
Pelayanan bank konvensional juga bank’’ tradisional dan dap[at dipergunakan dengan mudah
Tugas :
- Siapkan scan ktp format JPEG/JPG minggu depan.
Setelah membuka di translite ke google file.
Langganan:
Postingan (Atom)