Sabtu, 23 Juni 2012

Jangan Ragu Beli Sapi Berumur Tua

BICARA daging sapi potong, masyarakat Indonesia kerap memanfaatkannya dalam menu yang butuh pengolahan lama. Sebabnya bisa jadi lantaran daging sapi potong di Indonesia berasal dari sapi berusia tua.

Sapi tua cenderung menghasilkan daging yang keras. Lantaran ini, kebanyakan masyarakat mengolah daging dalam menu rendang, di mana daging harus melewati proses perebusan yang lama supaya empuk.

Memang, sapi-sapi yang diternak di Indonesia biasanya dipotong pada usia 8 tahun, berbeda dengan sapi ternak dari luar negeri yang pada usia 2-3 tahun sapi sudah dipotong untuk kemudian dikonsumsi. Sementara itu, masyarakat luar negeri lebih suka mengonsumsi daging sapi muda lantaran diolah secara medium, bahkan rare.

"Keras karena sapi sudah tua, yang dipelihara untuk bekerja. Orang Indonesia tidak terbiasa makan steak, rendang saja harus dimasak tiga jam supaya empuk," kata Haniwar Syarif, Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Pengolahan Daging Indonesia, kepada okezone saat ditemui di Grand Wijaya Center, Jalan Wijaya 2 Blok F no.83 B, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Padahal menurutnya, bila sapi di Indonesia diperlakukan dengan benar, maka kualitas dagingnya tidak akan kalah dengan daging impor. “Kalau dipotong dalam usia yang wajar, lalu ditangani dengan benar, maka daging akan enak (tidak keras-red) saat dikonsumsi. Di Indonesia sendiri tidak ada perlakuan yang dibuat sebagai standar," tegasnya.

Karena tidak ada standar perlakukan ternak, kualitas sapi di Indonesia dikatakannya masih jauh di bawah kualitas ternak negara-negara lain. Hasilnya, berat sapi di Indonesia lebih kecil, yang biasanya hanya seberat 300 kilogram, ketimbang sapi luar negeri yang bisa mencapai 700 kilogram.

“Lalu, sapi luar negeri kalau dikasih makan, bisa naik 1,5 kilogram sementara sapi kita hanya 0,5 gram. Kemudian, misalnya, sapi Australia 70 persen daging, sapi kita hanya 30 persen daging dan itu yang dimaksud jelek," tutupnya.

Bangsa Yang Kaya Dengan Genetis Bibit Sapi Unggul

Target utama Peternak sapi potong adalah mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dari kegiatan peternakan yang dilakukannya. Keuntungan ini bisa didapatkan dari kenaikan berat Sapi potong serta kualitas daging yang dihasilkan.
Pada dasarnya semua bangsa dan tipe sapi dapat digemukkan. Akan tetapi, untuk mendapatkan hasil yang maksimal sebaiknya peternak sudah dapat memperhitungkan hasil yang diperoleh (penjualan hasil ternak) dengan biaya yang dikeluarkan (pembelian bibit sapi, pakan, biaya operasional).
Secara umum, bibit sapi yang menguntungkan memang bibit sapi yang tingkat pertumbuhannya cepat, dagingnya baik dan berkualitas tinggi. Untuk mendapatkannya bukanlah hal yang mudah, peternak wajib memiliki pengetahuan, pengalaman dan kecakapan. Salah satu kriteria dalam pemilihan bibit sapi yang unggul adalah Bangsa dan sifat genetis sapi.
Setiap bangsa sapi memiliki sifat genetis yang berbeda-beda, baik mengenai dagingnya , ataupun kemampuan beradaptasi dengan lingkungan seperti penyesuaian iklim dan penyesuaian pakan.
Menurut teori, sapi-sapi yang unggul sebagai sapi pedaging adalah jenis : Hereford, Aberdeen angus, beefmaster,charolais, dsb, yang biasanya harus di-impor dari luar negeri. Sapi-sapi jenis ini dapat menghasilkan prosentase karkas lebih dari 60%. Sedangkan jenis lokal seperti sapi bali, madura,ongole, prosentase karkas selalu lebih rendah dari jenis-jenis sapi diatas.
Akan tetapi, pada prakteknya sapi-sapi jenis unggul ini tidak popular di kalangan peternak tradisional di Indonesia. Beternak sapi-sapi impor seringkali tidak dapat memenuhi target yang diharapkan. Pendapat ini memang ada benarnya, tetapi penyebab utamanya terkadang bukan karena bibit yang jelek, melainkan ketidaksesuaian iklim dimana sapi–sapi itu diternakkan, teknik pemeliharaan serta kualitas pakan yang rendah.
Perbedaan iklim antara daerah asal dengan lingkungan yang baru membuat sapi-sapi impor harus berjuang extra keras untuk beradaptasi yang akhirnya stress dan mempengaruhi pertumbuhan beratnya. Belum lagi masalah ketidaktahuan peternak tentang perbedaan perlakuan antara sapi impor dengan sapi lokal. Demikian juga dengan pakan yang diberikan, kualitasnya berbeda dengan pakan sehari-hari dikonsumsi sapi-sapi impor ini. Pada akhirnya, peternak tidak akan dapat menghasilkan keuntungan bahkan bisa merugi.

Jerami Padi Yang Berbobot untuk Fermentasi Sebagai Pakan Ternak Sapi Lemosin

Pakan yang baik untuk sapi adalah yang dapat memenuhi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Protein berfungsi untuk mengganti sel-sel yang telah rusak, membentuk sel-sel tubuh baru dan sumber energi. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi dan pembentukan lemak tubuh. Lemak berfungsi untuk pembawa vitamin A,D,E,K dan juga sebagai sumber energi. Pada sapi yang digemukkan secara setengah intensif ( kereman ) dan full intensif ( dry lot fattening ) lapisan lemak dapat menyelimuti serabut otot sehingga tekstur daging otot menjadi lembut ( kualitas terbaik ).Mineral diperlukan untuk pembentukan jaringan tulang dan urat serta mempermudah proses pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan.. Vitamin berfungsi untuk mempertahankan kekuatan tubuh dan kondisi kesehatan.

Dalam hal ketersediaan pakan di pedesaan, jerami adalah sumber pakan yang paling banyak di jumpai, sehingga fokus kita adalah pada jerami tersebut. Akan tetapi jerami adalah sumber pakan yang berkualitas rendah, ini dapat dilihat kandungan yang terdapat didalamnya yaitu protein 4,5 – 5,5 % – lemak 1,4 – 1,7% – serat kasar 31,5 – 46,5 % – Daya cerna 30 % ( seandainya makan 10 kg jerami maka yang diserap hanya 3 kg lainnya menjadi kotoran ), bandingkan dengan rumput gajah dimana protein 8,4 –11,4 % – lemak 1,7 – 1,9 % – serat kasar 29,5 – 33 % – daya cerna 52 %, dari perbandingan tersebut terlihat bahwa jerami terlalu kasar dan sangat sulit dicerna disamping kandungan protein dan lemak yang sedikit. Untuk meningkatkan mutu dari jerami maka diperlukan perlakuan khusus, berikut beberapa cara untuk meningkatkan mutu jerami :
1. Jerami padi dicampur dengan urea + starbio Jerami yang akan dicampur harus ditimbang terlebih dulu.Jerami bisa dalam keadaan kering ataupun basah ( segar ). Untuk jerami kering, urea yang digunakan harus dilarutkan kedalam air terlebih dulu, setiap 100 kg jerami kering dibutuhkan 100 liter air sebagai pelarut urea.Sedang untuk jerami segar, urea tak perlu dilarutkan kedalam air.Bila jerami segar yang dipilih maka setiap 100 kg jerami di butuhkan 10 kg urea + 10 kg starbio untuk ditaburkan diatasnya( dengan kata lain 1 kg jerami dengan 1 ons urea + 1 ons starbio ).Cara mencampurnya yaitu jerami di buat berlapis-lapis, setiap lapisan tebalnya 10 cm, setelah lapisan pertama ditebarkan lalu di tumpuki lapisan kedua begitu seterusnya, kemudian tutup tumpukan tersebut dengan plastik agar terjadi fermentasi, hindarkan dari terik sinar matahari dan hujan. Tunggu 21 hari untuk diberikan hewan ternak. Pencampuran ini dimaksudkan untuk menghancurkan ikatan silika dan lignin pada selulosa jerami, sehingga mudah dicerna dan kaya akan nitrogen, tingkat daya cerna jerami dapat meningkat dari 30 % menjadi 52 %.
2. Jerami Padi kering dengan tetes. Jerami padi olahan ini dibuat dengan cara difermentasikan selama 24 jam, yaitu jerami dipotong-potong, kemudian dicampur air dan tetes dengan perbandingan 2 : 1. Untuk setiap 10 kg jerami kering dibutuhkan tetes 1,5 kg dan air 3 kg ( 3 liter ), ditambah super phospat 25 gram ( 1 sendok makan ) dan amonium sulfat 25 gram juga, tunggu 24 jam baru diberikan pada sapi.
3. Jerami padi kering dengan larutan NaOH
Olahan jerami padi kering dilakukan dengan cara jerami dicuci dengan NaOH. Jerami padi sebanyak 1 kg disiram secara merata dengan larutan NaOH 30 gram + air 1 liter, kemudian selelah disiram tunggu minimal 6 jam agar silika hancur. Menurut Ditjen peternakan bahwa seekor sapi bisa diberikan jerami olahan ini sebanyak 5 kg + hijauan segar 5 kg + 5 gr mineral campuran yang bisa dibeli di toko dan garam dapur dua sendok makan.
Setelah mengetahui tata cara peningkatan mutu jerami yang membuat kita tidak perlu mengarit kesana kemari , sekarang kita membahas pakan tambahan yang berfungsi sebagai pemercepat pertambahan bobot sapi. Pakan tambahan ini adalah syarat mutlak dalam penggemukan sapi secara intensif. Berikut beberapa sumber pakan tambahan yang dapat di jumpai di kebanyakan daerah, serta kandungan yang terdapat di dalamnya.
Tabel 1
Nama Pakan
Protein %
( dalam 100 kg )
Lemak %
( dalam 100 kg )
TDN *
( dalam 100 kg )
Bahan Kering
Dedak Halus
14 %
3,32 %
87,6 %
86 %
Dedak kasar
9,9 %
2,10 %
56,3 %
84 %
Tepung Jagung
9,38 %
5,6 %
81,84 %
84,98 %
Gamblong
2,83 %
0,676 %
77,25 %
35 %
Ampas tahu
25,4 %
5,4 %
76,6 %
10,8 %
Kacang Kedele
48 %
3, 65 %
84,3%
87 %
Tepung Ikan
54,3 %
2,86 %
68,8 %
89 %
* TDN singkatan dari Total Digestible Nutrient, adalah jumlah persentase zat-zat makanan yang dapat dicerna.Perhitungannya berdasarkan penjumlahan persentase dapat dicerna dari protein, serat kasar, BETN ( bahan ekstrak tiada nitrogen ), serta ekstrak eter dengan konstanta 2,5.
Untuk lebih lengkapnya lihat Lampiran – Halaman paling belakang
Perlu di ketahui bahwa sapi mempunyai kemampuan mengkonsumsi pakan berdasarkan bobot, semakin berat bobot maka semakin banyak kemampuan makannya, berikut perkiraan kemampuan sapi dalam mengkonsumsi pakan :
Tabel 2
Bobot
( kg )
Kemampuan Mengonsumsi Pakan
( % dari bobot badan )
100 – 150
3,5
150 – 200
4
200 – 250
3,5
250 – 300
3
300 – 350
2,8
350 – 400
2,6
400 – 450
2,4
450 – 500
2
Perkiraan diatas berdasarkan pakan dengan kandungan kering. Contoh perhitungan bila kita mempunyai sapi bakalan yang siap digemukkan berbobot 400 kg maka konsumsi bahan keringnya adalah 400 x 2,4 % = 9,6 kg, dari kebutuhan ini kita bagi menjadi dua bagian yaitu 40 % pakan tambahan dan 60 % jerami atau rumput gajah, perbandingan ini sangat pas untuk penggemukan secara intensif. Jadi untuk jerami di butuhkan 60 % x 9,6 = 5, 76 kg sisanya yaitu 3,84 kg berupa pakan tambahan seperti dedak, tepung jagung, gamblong atau yang lain tergantung yang mana yang mudah didapatkan didaerah masing-masing. Berikut 2 jenis makanan pokok ( makanan kasar ) yang merupakan sumber serat kasar bagi sapi yang umumnya di jumpai di daerah.
Tabel 3
Nama Pakan
Protein
Lemak
TDN
Bahan Kering
Jerami
4,5 %
1,4 %
30 %
86 %
Rumput Gajah
8,7 %
2,01 %
49,2 %
23,8 %
Jadi sekarang bisa kita hitung angka riil yang dibutuhkah sapi yang berbobot 400 kg tersebut di atas. Sudah didapat dari perhitungan bahwa jerami kering yang dibutuhkan adalah 5,76 kg berarti kalo kita mengambil jerami pada umumnya dengan bahan kering 86 % perhitungannya riil sebagai berikut :
5,76 kg x 100 / 86 = 6,7 kg dan bila pakan tambahan yang di berikan hanya dedak kasar maka didapat 3,84 x 100 / 84 = 4, 57 kg. Jadi jelas sekarang untuk sapi bobot 400 kg di butuhkan jerami sawah atau hasil olahan seberat 6,7 kg timbangan dan dedak 4,6 kg timbangan ( pembulatan ).
Penyusunan Pakan Tambahan Yang Lengkap
Pakan tambahan seyogyanya tidak dedak saja, melainkan kombinasi dari berbagai jenis, untuk itu sebelumnya kita ketahui terlebih dulu kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk penggemukan.Berikut tabel kebutuhan nutrisi sapi jantan dalam berbagai kelompok umur :
Tabel 4
Berat sapi
( KG )
% SERAT KASAR
% PROTEIN
% TDN
200
15
13
86
250
20
11,4
80
300
23
10,4
80
350
25
10
80
400
25
9,5
77
450
35
9
75
600
28
8
70
800
20
7
60
* berdasarkan berat kering.
Sekarang kita coba menyusun ransum makanan sapi dengan maksimal pertambahan berat badan yaitu 1 kg keatas berdasarkan tabel 1 – 4. Kita susun ransum sapi dengan bobot 400 kg. Telah disinggung pada halaman sebelumnya bahwa untuk penggemukan secara intensif komposisi hijauan ( makanan kasar / serat kasar ) dengan konsentrat sebagai pakan tambahan dengan perbandingan 60 % : 40 %. Sedang sumber makanan yang tersedia adalah sebagai berikut :
- Jerami (sebagai pengganti hijauan sumber serat kasar krn mudah didapat dan murah)
- dedak halus
- dedak kasar pakan tambahan
. - gamblong / ampas ketela
- tepung jagung
Sapi dengan berat 400 kg membutuhkan makanan dalam berat kering sebesar 400 kg x 2,6 % (tabel 2) = 10,4 kg
Sekarang kita tentukan dulu serat kasar yang di butuhkan yaitu bersumber dari jerami. Karena kita sudah tentukan perbandingan 60 % untuk sumber serat kasar, maka jerami dengan kadar kering 86 % ( tabel 3 ) diperoleh :
( 10,4 kg x 60 % ) : 86 % = 7,26 kg sedangkan sisanya untuk pakan tambahan 10,4 – 7,26 = 3,14 kg
Untuk menyusun pakan tambahan ini diperlukan prioritas pencapaian target protein saja, sedang TDN hanya sebagai perbandingan. Karena penyusunan pakan tambahan yang terdiri dari 4 komponen atau bahan begitu sulit maka kita minta bantuan program untuk melakukan perhitungan, program yang sederhana kita buat memakai microsoft excel, kami sebut dengan Ransum ( klik saja ), sehingga didapatkan masing-masing komponen dengan memperhatikan bahan kering seperti tabel 1 didapat angka riil sbb :
Dedak halus : 1,5 kg x 100 /86 = 1,16 kg
Dedak kasar : 0,3 kg x 100/84 = 0,78 kg
Gamblong : 0,75 kg x 100/35 = 2,14 kg
Tep. Jagung : 0,6 kg x 100/84,98 = 0,7 kg
Sekarang Anda sudah mampu menyusun ransum dengan tepat-akurat, selanjutnya perlu mengetahui juga bahan-bahan tambahan yang mampu mempercepat pertumbuhan badan hewan ternak yang banyak dijual di pasaran. Kelebihan bahan-bahan tersebut adalah mampu mengefisienkan penyerapan makanan oleh ternak sehingga dapat mengurangi kebutuhan makanan yang telah kita hitung berdasar perhitungan teori, namun mampu menambah berat badan harian secara maksimal. Berikut bahan-bahan tersebut :
1. Bossdext
Merupakan suplemen ekstra berbentuk cair, formula ini terdiri dari enzim ekstrak tumbuhan pilihan dan bahan lain yang bermanfaat untuk meningkatkan proses pencernaan sapi, serta mengoptimalkan penyerapan dan efisiensi penggunaan pakan.Enzim yang terdapat dalam Bossdext ( boss = sapi,dext = air ) terdiri dari single cell protein bactery dan pemberiannya melalui oral dengan dicampur dan difermentasi lebih dulu dengan pakan tambahan sapi ( comboran ). Formula bossdext mengandung 32 enzim , 27 % substrat ( bionutrisi M.O ), 8 % chellate, 7 % garam elektrolit, 8 % vitamin, 7% ekstrak tambahan dan 11 % pelarut. Enzim adalah molekul protein yang berfungsi sebagai katalisator dalam reaksi biokimia yang diselenggarakan lewat aktivitas jasad renik. Sebagai katalisator, enzim dalam bossdext memungkinkan reaksi penguraian serat kasar di dalam rumen berlangsung lebih cepat.Selain itu, enzim ini juga mendukung aktivitas kerja mikroba rumen. Sedangkan chellate,vitamin dan garam elektrolit akan menjaga keseimbangan dalam proses metabolisme. Menurut penemunya yaitu HM Setio Hadi, penggemukan sapi dengan penggunaan Bossdext dapat meningkatkan bobot sapi 1,5 – 3,0 kg / hr bahkan ada yang mampu mencapai 4 kg /hr, asal bakalan sapi mempunyai genetik baik. Bagaimana cara membuat Bossdext perlu diketahui pula oleh kita, berikut caranya :
Bossdext yang diambil dari kemasan / botol tidak dapat diberikan langsung kepada sapi, melainkan harus dikultur terlebih dulu dengan melarutkannya kedalam air bersih, bebas kaporit dan antiseptik dan ber pH antara 6,8 – 7,2. Sumber yang terbaik adalah air tanah. Wadah untuk mengultur berupa bejana dari plastik atau tanah liat. Selama dalam proses pengulturan ini dilakukan pemberian aerasi secara terus menerus dengan aerator. Proses pembuatan kultur di lakukan ditempat teduh / tidak terkena sinar matahari secara langsung. Wadah tempat kultur dari plastik PVC dan tidak berwarna hitam karena akan menghambat masuknya sinar tidak langsung matahari yang membantu kerja bakteri pengurai. Berikut pembuatan kultur Bossdext :
1. Sediakan 3 ember plastik PVC bersih yang tidak berwarna hitam untuk seekor sapi.
2. Isi ember pertama dengan 5 liter air
3. Kocok isi botol bossdext, lalu ambil 30 mL ( dua tutup botol ) cairan bossdext dan masukkan cairan tersebut kedalam ember pertama yang telah terisi 5 liter air.
4. Beri aerasi selama 3 hari terus menerus dengan menggunakan aerator seperti di akuarium air hias yang banyak dijual di toko-toko ikan hias.Pemberian aerator ini akan menjamin keberhasilan pertumbuhan kultur yang aerob.
5. Pada hari berikutnya yaitu hari ke –2 lakukan hal yang sama seperti langkah nomor 2 hingga nomor 4 pada ember ke –2.
6. Pada hari berikutnya yaitu hari ke – 3 lakukan hal yang sama seperti langkah nomor 2 hingga 4 pada ember ke 3.
7. Pada hari ke-4 larutan kultur Bossdext pada ember pertama sudah dapat diberikan pada sapi. Untuk menguji keberhasilan proses pembuatan kultur ini bisa dilakukan dengan meraba dinding ember sebelah dalam yaitu terasa licin dan terdapat larutan menjendal yang berwarna bening ini berarti pembuatan kultur Bossdext telah berhasil.
8. Cuci bersih ember pertama yang telah usai dipakai lalu buat larutan kultur baru untuk tiga hari mendatang. Stu ember kultur bossdext untuk satu ekor sapi.
Kegagalan pembuatan kultur bisa disebabkan oleh beberapa hal yaitu standar baku air tidak memadai, ember tidak terbuat dari bahan PVC misal seng, belanga, ban bekas dan berwarna hitam, dosis dan prosedur salah, ruang pembuatan terlalu gelap atau terkena sinar matahari secara langsung, ember tertutup rapat, gelembung aerasi terlalu besar, ember terkontaminasi zat kimia misal sabun, deterjen, antiseptik. Sekarang kita membahas cara pemberian comboran dengan Bossdext sebagai campurannya, sebagai berikut :
1. Siapkan pakan tambahan yang telah kita bahas sebelumnya, yaitu bisa dedak saja atau kombinasi dari berbagai bahan sesuai perhitungan yang telah kita tentukan pada bagian terdahulu, sesuai dengan bobot sapi pada tabel no.2
2. Ambil separuh dari larutan kultur bossdext dan tambahkan separuh pakan tambahan untuk porsi sehari, jika pada perhitungan kita diatas menghasilkan angka 3,14 kg maka ambil 1,57 kg untuk dicampurkan dengan separuh kultur bossdext, bisa ditambahkan garam dapur tanpa yodium secukupnya.
3. Aduk rata campuran tersebut dan bila kurang encer bisa ditambah air.
4. Biarkan campuran ini 1 jam agar terjadi fermentasi
5. Sisa kultur dan pakan tambahan diperlakukan sama untuk porsi sore hari
6. Setelah comboran habis dimakan oleh sapi,beri minum sepuasnya.
7. Beri sapi pakan jerami kering setelah 1- 2 jam pemberian combor, yaitu saat sapi mulai mengeluarkan air liur.
8. lakukan pemberian pakan dengan teratur setiap hari.
Demikian tata cara pembuatan kultur dan perlakuan bossdext dengan comboran.
2. Starbio
Sama halnya dengan bossdext, starbio adalah feed suplemen yang berfungsi membantu meningkatkan daya cerna pakan dalam lambung ternak. Starbio ini terdiri dari koloni mikrobe 9 ( bakteri fakultatif ) yang berasal dari lambung ternak ruminansia dan dikemas dalam campuran tanah dan akar rumput serta daun-daun yang telah membusuk. Mikroba yang terdapat didalamnya adalah mikroba lignolitik, selulitik,proteolitik, dan fiksasi nitrogen non simbiotik. Starbio dipasarkan berupa serbuk berwarna coklat. Bagaimana cara perlakuan starbio terhadap makanan sapi bisa di baca pada bab awal. Dengan teknologi ini pertambahan berat sapi bisa 1,2 kg / hari.
3. Bioplus
Zat ini berupa serbuk yang didalamnya terdiri dari bakteri menguntungkan seperti Lactobacillus, Streptomyces sp dan cendawan fermentor lain. Bioplus dikembangkan dari limbah rumah pemotongan hewan . Isi rumen sapi yang ditampung di tempat pemotongan diseleksi dan dipelihara ( fermentasi ) dengan diberi pakan jerami. Semakin bagus pertumbuhan koloni mikrobe tersebut maka semakin bagus pengaruhnya untuk pemcernaan sapi.Mikrobe yang mempunyai kemampuan tinggi mengurai pakan berserat adalah bakteri selulitik dan protozoa selulitik. Protozoa yang berkembangbiak dalam rumen merupakan sumber protein hewani bagi sapi. Pemberiannya dicampurkan dengan pakan tambahan ( comboran ). Dimana 1 kg bioplus dapat dicampur dengan 400 kg comboran kering, dengan kata lain 2,5 kg comboran kering bioplusnya 10 g. Bioplus ini mampu meningkatkan berat harian sapi sebesar 0,68 kg.

Jerami Padi Fermentasi Sebagai Pakan Ternak Sapi

Usaha sapi potong yang diperuntukkan untuk  menghasilkan daging  berkualitas baik, pada umunya dihadapkan pada masalah ketersediaan  pakan baik berupa hijauan maupun konsentrat.  Produksi hijauan pakan menjadi lebih terbatas karena pertambahan penduduk yang membutuhkan lahan untuk pemukiman, perluasan lahan untuk produksi pangan dan pembangunan subsektor lainnya. Oleh sebab itu penyediaan pakan memerlukan pengolahan limbah pertanian yang relatif sederhana untuk mendukung ketersediaan pakan sepanjang tahun.
Jerami padi merupakan limbah pertanian yang tersedia dalam jumlah cukup banyak dibanding dengan limbah pertanian lainnya, serta mudah diperoleh untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan sebagian menjadi kompos.  Ternak sapi  yang menkonsumsi jerami padi menghasilkan  kotoran (pupuk kandang), yang nantinya apabila dikelola secara baik, akan menjadi pupuk organik dan akan  bermanfaat optimal bagi tanaman. Jerami padi dapat digunakan untuk pakan sapi potong dewasa sebanyak 2-3 ekor sepanjang tahun.  Sehingga pada lokasi yang mampu panen 2 kali setahun akan tersedia pakan berserat untuk 4 – 6 ekor sapi.       
Hambatan pemanfaatan jerami padi secara luas sebagai sumber pakan ternak adalah rendahnya nilai nutrisi bila dibandingkan dengan hijauan pakan.  Untuk mengatasi hal tersebut, maka dapat diperbaiki dengan teknologi untuk meningkatkan nilai gizi jerami padi
Cara  yang relatif murah, praktis dan hasilnya sangat disukai ternak sapi adalah melalui proses fermentasi dengan menambahkan bahan mengandung mikroba proteolitik, lignolitik, selulitik, lipolitik dan bersifat fiksasi nitrogen non simbiotik (starbio, starbioplus, probion). Hal ini akan meningkatkan motivasi untuk meningkatkan ternak sapi yang dipelihara.


Proses Pembuatan Jerami Padi Fermentasi

Pembuatan jerami padi fermentasi dengan sistem terbuka.  Proses fermentasi terbuka dilakukan pada tempat terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung. Bahan-bahan yang digunakan untuk menghasilkan 1 ton jerami fermentasi adalah : 1 ton jerami padi segar, Probion (probiotik) 2,5 kg, Urea 2,5 kg, dan air secukupnya.
Cara Pembuatan :
Proses pembuatan dibagi dua tahap, yaitu tahap fermentatif dan pengeringan serta penyimpanan. Pada tahap pertama, jerami padi yang baru dipanen dari swah dikumpulkan pada tempat yang telah disediakan, dan diharapkan masih mempunyai kandungan air 60%. Jerami padi segar yang akan dibuat menjadi jerami padi fermentasi ditimbun dengan ketebalan kurang lebih 20 cm kemudian ditaburi dengan Probion dan urea. Tumpukan jerami tersebut dapat dilakukan hingga ketinggian sekitar 3 meter.  Setelah pencampuran dilakukan secara merata, kemudian didiamkan selama 21 hari agar proses fermentatif dapat berlangsung dengan baik.  Tahap kedua adalah proses pengeringan dan penyimpanan jerami padi fermentasi. Pengeringan dilakukan dibawah sinar matahari dan dianginkan sehingga cukup kering sebelum disimpan pada tempat yang terlindung. Setelah proses pengeringan ini, maka jerami padi fermentasi dapat diberikan pada ternak sebagai  pakan pengganti rumput segar.

Pedagang Sapi Lemosin Pasar Tradisional Yang Maju

Dengan cara e-dagang bos-bos dengan mudah melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.

Baik toko-toko rabat atao bisnis eceran-retail (toko-toko rabat on-line)

bahkan pedagnag sapi pun (polangan) sekarang ini banyak yg menggunakan e-dagang karena lebih tahu proses jual beli sapi antar pulao dengan menggunakan blogspot sehingga jenis atau bentuk sapi yang dipasarkan sudah siap jual dan dikirim walao lewat dunia maya. Tetapi akan lebih berdagang secara  jujur ketimbang berdagang lewat komunikasi telephon.


Di Indonesiaprogram E-dagang atau e-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologibasisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini.
Tetapi di Indonesia sistem e-dagang masih kurang populer dikarenakan penggunaan media internet masih belum menyebar di kepulau Indonesia atau di daerah terpencil dalam arti Infra-struktur telelekomunikasi yang tidak merata, serta daya beli dan pengetahuan masyarakat yang sangat minim .

1.            Conto Situs web-blog lokal model bosnis.
www.awfamily12@gmail.com

              Tanggapan pencermatan aspek design blog ;
Sangan apik dan rapi sekali mengenai gambar penawaran, aspek warna yang natural sesuai bentuk perdagangan sapi/atao kambing dipasar hewan, gambarhidup yang sajikan diblogspot, dan sangan simple cara berdagang dengan menggunakan aspek ini

Eservice :

Konsep layanan ini berkembang dengan cepat sesuai waktu,

E banking :

Pelayanan bank konvensional juga bank’’  tradisional dan dap[at dipergunakan  dengan mudah


Tugas :

-       Siapkan scan ktp format JPEG/JPG minggu depan.


Setelah membuka di translite ke google file.